Perjuangan penegakan khilafah dan syari’ah bukanlah perkara mudah, namun bukan pula sesuatu yang mustahil. Berbagai cobaan, ujian, tantangan, konspirasi, dan fitnah sering menimpa dakwah. Namun, kita tidak perlu kecil hati. Rasulullah saw., uswah hasanah yang sangat kita cintai, juga mangalami hal yang sama. Hal ini wajar saja. Sebab, Rasulullah saw. Sedang menyerukan perubahan yang mendasar di tengah-tengah masyarakat.
Dalam aspek aqidah (keyakinan), Rasulullah menyerukan tauhid, penyembahan hanya kepada Allah SWT. Padahal menyembah banyak tuhan berupa berhala-berhala merupakan kebiasaan turun-temurun masyarakt Makkah. Rasulullah saw. juga menyerang hokum dan tradisi masyarakat yang rusak. Padahal mereka menganggap hal itu luhur dan merupakan warisan nenek moyang. Kebiasaan berekonomi yang penuh dengan kecurangan dan didominasi oleh riba dicela oleh Rasulullah saw. tradisi membunuh bayi perempuan karena dianggap aib dikritik pedas oleh Rasulullah saw.
Dakwah beliau yang menyerang opini yang salah, keyakinan yang rusak dan tradisi yang keliru secar terbuka dan tanpa bermanis muka berbuah permusuhan dari orang-orang kafir Quraisy, terutam para pemimpinnya. Sekali lagi, ini wajar saja. Sebab, mereka tahu persis seruan Rasulullah saw. akan menghancurkan system jahiliyah yang selama ini telah menguntungkan mereka, baik dari sisi polotik ataupun ekonomi. Wajar kalau mereka melakukan perlawanan dan permusuhan terhadap dakwah.
Hal yang sama terjadi saat ini. Negara kapitalis yang meraih banyak keuntungan dengan system kapitalis merasa tersncam dengan seruan Khilafah dan syariat Islam. Sebab, keberadaan Khilafah Islam akan membuat umat Islam bersatu; sesuatu yang sangat mereka takuti. Penerapan syariat Islam juga akan menghentikan system kapitalisme yang dipaksakan di negri-negri Islam. Khilafah dan syariah Islam akan menghentikan penjajahan mereka terhadap dunia Islam.
Penguasa negri-negri Islam yang menjadi kaki tangan AS dan sekutu kapitalis pun gelisah dan khawatir. Sebab, selama ini posisi mereka sebagai kaki tangan AS dan sekutunya telah memberikan banyak kemewahan dan kemudahan hidup. Mereka khawatir rakyat akan bergerak menuntut mereka untuk turun karena gagal mensejahterakan rakyat. Tidak aneh kalau berbagai cara mereka lakukan untuk menghentikan dakwah penegakan Khilafah dan syariah Islam.
Pada masa Rasulullah, kaum Muslim terus-menerus diserang dengan cara hina dan menyakitkan. Awalnya mereka berupaya membujuk Rasulullah saw. dengan kesenangan dunia: harta, wanita, dan tahta. Tujuannya agar beliau menghentikan dakwahnya. Namun, beliau mengabaikan bujukan itu. Setelah gagal, berbagai cara mereka lakukan untuk menghentikan dakwah, namun tidak berhasil. Hal menonjol yang mereka lakukan antara lain penganiayaan, berbagai propaganda di dalam dan di luar kota Makkah serta pemboikotan.
Penganiayaan ini bahkan dialami sendiri oleh Rasulullah saw. ketika beliau sedang sholat di Makkah, tiba-tiba Uqbah bin Abi Muith mencekik leher beliau dengan sekuat tenaga. Namun kemudian, datanh Abu Bakar menyelamatkan beliau. Dalam peristiwa lain, ketika Nabi saw. sedang sujud, juga datang Uqbah bin Muith membawa kotoran binatang dan melemparkannya ke punggung Rasulullah saw.
Penyiksaan juga dialami oleh kaum Muslim yang menjadi pengikut beliau. Keluarga Yasir disiksa dengan siksaan yang sangat sadis. Billal bin Rabbah ra. dijemur di engah padang pasir yang terik dengan batu besar di atas tubuhnya. Namun, semua siksaan ini tidak berpengaruh sedikitpun, kecuali semakin memantapkan iman dan keteguhan terhadpa Islam.
Mereka lalu beralih dengan cara propaganda. Mereka mencaci dan melemparkan berbagai isu dan tuduhan untuk menyerang aqidah Islam dan para pemeluknya. Berbagai julukan mereka lontarkan terhadap Rasulullah saw. seperti Muhammad orang gila, dukun, pemecah-belah, tukang sihir, dll. Namun, langkah inipun gagal. Mereka pun mencari jalan lain seperti pemboikotan terhadap beliau.
Siapapun yang menapaki sunnah dakwah Rasulullah saw. juga mengalami hal yang sama. Saat ini, di berbagai Negara, aktivis Islam yang memperjuangkan syariah dan Khilafah mengalami penyiksaan yang luar biasa. Penjara-penjara Uzbekistan, Mesir, dan Suriah penuh dengan para syabab yang menyerukan ajakan untuk menegakkan agama Allah. Kuku mereka dicabut, tubuh mereka disiram dengan air panas, mata mereka dicungkil, merekapun ditempatkan di penjara yang kotor dan penuh dengan penyakit. Banyak di antara mereka yang harus menjadi syuhada, Karena tetap teguh memegang Islam.
Penguasa represif ini pun melarang kegiatan dakwah Hizbut Tahrir karena merasa terancam. Dakwah Hizbut Tahrir akan meruntuhkan kekuasaan tirani dan diktator mereka. Dakwah Hizbut Tahrir juga menyadarkan umat tentang kezaliman dan kebobrokan mereka.
Propaganda busuk dan dusta pun mereka lontarkan. Bush mengaitkan perjuangan syari’ah dan Khilafah dengan terorisme. Blair menyebut Islam sebagai ideologi iblis. Hal ini kemudian diikuti oleh intelektual yang menjual diri mereka kepada Amerika Serikat. Mereka secara sistematis menyerang syariah Islam dengan menyebutnya sebagai system yang kejam, tidak berperikemanusiaan, kembali ke zaman batu, menghinakan wanita, dan tuduhan-tuduhan dusta lainnya.
Tidak sedikit mereka yang menguasai bahasa Arab dan jebolan Universitas Islam, baik dalam maupun luar negri, menggunakan ilmu yang dianugrahkan Allah kepada mereka untuk menyerang pejuang syariah dan Khilafah. Merak berani memutarbalikkan dalil bahkan menyerang Al-Quran. Mereka berani mengatakan bahwa Khilafah tidak wajibdan syariat Islam tidak harus diterapkan.sayang, ada juga ulama dan elit-elit Islam yang ikut-ikutan menyerang syariah dan Khilafah.
Namun, sebagaimana permusuhan terhadap dakwah Rasulullah saw. yang gagal, berbagai makar untuk menghentikan perjuangan syariah dan Khilafah juga pasti gagal. Allah telah menjanjikan kemenangan kepada orang yang beriman dan beramal shaleh (QS an-Nur [24]:55). Rasulullah saw. pun telahmenjanjikan tegaknya kembali Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwah. Kehancuran kapitalisme sedang berlangsung, sementara tergaknya Khilafah tinggal menunggu waktu. Allahu akbar!! (Farid Wadjdi)
Al-Wa’ie no. 87 tahun VIII, November 2007