Thursday, March 5, 2009

AGENDA SEKULERISASI BARAT DI DUNIA ISLAM





Oleh: Farid Wadji, S.Ip

I. MEMAHAMI POLITIK LUAR NEGERI AS.


1. TUJUAN POLITIK LUAR NEGERI AS.
Menyebarluaskan Ideologi Kapitalisme (sekulerisme, Demokrasi, HAM, Pluralisme, Pasar Bebas) di seluruh dunia bagi kepentingan nasional AS.

Wednesday, March 4, 2009

monolog.......

25 november 2008, selasa
04:13 pm


Malas...malas..malas... seperti hari-hari biasa, semua terasa membosankan bagiku. Kenapa tiada sedetikpun yang ku lewati tanpa rasa letih dan bosan.
Berhari-hari hanyalah mengurung diri di kamar, sesekali teriak-teriak sendiri seperti orang yang kesetanan. Ingin ku jambak-jambak rambutku, membanting-banting kepalaku ke dinding kamar, atau mungkin mengambil gunting yang ada di rak terus ku tusukkan ke jantung, ha..ha..berlebih-lebihan banget see jadi orang (gak sampe segitunya kali...). tapi suer, ku benar-benar bosan dengan hidup yang sedang ku jalani sekarang. Kuliah hancur, dakwahpun amburadul....(astagfirullah)

Tuesday, March 3, 2009

Tebakan narsis abizzz......

Bis apa yang cute..??Bisa guwe ;

Orang apa yang keren ??? Orang cuma gw;

Anak apa yg maniez? Anak-anak bilang sih gw;

Mobil apa yang ok?? ? Mobilang gw juga boleh;


Bus apa yang cakep??Busyet deh gw lagi;

Udang apa yang paling imut? Udangapa jangan gw lagi ah..;

Kalong apa yang jelek ??? ? ? ? kalo ngga lo sapa lagi.....^_^hehehe

MEWASPADAI KUNJUNGAN MENLU AS DI INDONESIA

Sebagaimana telah banyak diberitakan, dalam rangkaian kunjungan pertamanya sebagai menteti luar negri Amerika Serikat, Hillary Clinton akan berkunjung ke Jepang, Indonesia, Korea Selatan, dan China.

MAKNA DI BALIK KUNJUNGAN

Jika dicermati lebih jauh, kunjungan Menlu AS ke Indonesia sebagai negri dengan Penduduk Muslim terbesar di dunia mengandung sejumlah tujuan. Sayangnya, tujuan tersebut semata-mata demi memenuhi ambisi politik dan ekonomi AS. Di antara tujuan di balik kunjungan Menlu AS itu adalah:

SINERGISITAS DALAM DAKWAH

Muqaddimah


Pasca runtuhnya Daulah Khilafah Islamiyah di Turki pada tanggal 3 maret 1924 M atau bertepatan dengan 28 rajab 1428 H, umat Islam diseluruh dunia mengalami kemunduran berpikir di berbagai aspek kehidupan. Kemunduran berpikir kaum Muslimin pada saat itu menjadi faktor utama terjadinya musibah besar tersebut. Kaum Muslimin pada saat itu kehilangan identitas ke-Islamannya.

Mencermati kejadian-kejadian tersebut, sebagian kaum muslimin yang sadar akan musibah besar yang tengah menimpa umat tersebut mulai bangkit dan bergerak. Mereka mengemban dan mendakwahkan Islam, memperjuangkannya agar tegak di muka bumi, serta menjalankan amar ma’ruf nahi munkar. Namun demikian, tidak jarang dari aktivitas dakwah ini yang mengalami kegagalan dalam perjuangannya, seperti tidak tercapainya tujuan dakwah itu sendiri. Hal ini bisa bahkan sering terjadi karena berbagai faktor yang bisa saja datang dari dalam diri pengemban dakwah tersebut (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal).

Ketika Pertemuan Harus Berakhir

Ketika adzan magrib samar-samar terdengar......


Buku n lembaran-lembaran kertas berserakan dimana-mana, seprei yang harusnya berfungsi mempercantik kasurku kini tak berbentuk lagi, cd, penggaris, tas, kerudung-kerudung plus perangkat sholat, brosur-brosur hadiah dari setiap kunjunganku ke pameran komputer, helm titipan Rika, gelas-gelas sisa minuman, Tabloid PC, bertebaran dengan indah di kamarku ditambah lagi dengan tumpukan buku-buku yang belum sempat kurapikan di atas meja. Hmm....kondisi yang sangat mengenaskan memang. Meski demikian, kondisi ini sudah menjadi pemandangan yang biasa bagi siapa saja yang sering berkunjung ke kamarku. Tapi tetap aja kamarku tak pernah sepi pengunjung, entah apa yang mereka cari.

Monday, March 2, 2009

Menanti Berlalunya Sang Waktu..

Tiap saat ku hanya duduk termenung

Tak sanggup ku jalani hidup

Tanpa sayap ku yang tlah patah

Di makan bengisnya sang waktu

Kau Yang Telah Pergi...

Jogja, 11 desember 2007. 09:00 am

Kos 476….

Entah berapa lama aku tertidur disini, yang aku tau saat aku kembali tersadar sosok ayah tidak kulihat lagi, ayah sudah….. pergi … akupun bangun dari tempat tidurku sesaat sempat ku sesali kecerobohanku membiarkan beliau sendirian. Aku takut sekali,… belum lagi beliau baru sembuh dari stroke nya sehingga belum terlalu kuat tuk berjalan sendirian. “hmm….paling ayah lagi di kamar mandi??” gumamku. Akupun segera lari ke kamar mandi kos2an ku. Ternyata benar, Q pun tidak tega melihat beliau yang kelihatannya sangat lelah (maklum baru dari perjalanan jauuhh).

Ke-Horor-an KOe

, Dari kecil aku suka banget ma yang nama-nya film horor (misteri), detektif, and novel-novel yang berisi tentang perjuangan terlebih yang temanya dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Dengan membaca or menyaksikan film-film itu selalu saja ku rasa ada yang berbeda dengan diriku.

Ku ngarasin nikmat banget ketika adrenalin ku di pacu oleh film-film atau bacaan tersebut. Seperti hari-hari ini, hampir tiada hari yang terlewat tanpa menyimak hal-hal yang menjadi kegemaran ku di atas. Akan tetapi, akhir-akhir ini ku rasa ada yang berbeda dengan diriku. Tiap malam aku tidak berani menatap cermin, kadang untuk beranjak ke tempat tidur aku sering menundukk soale kalo mau ke kasur ku harus lewat cermin. Aku takut melihat bayanganku sendiri di cermin itu. Terus hal lain yang aneh pada diriku, aku jadi takut pada kegelapan. Tiap malam (beberapa hari terakhir) aku tidak pernah mematikan lampu tiap akan tidur. Duh aku benci dengan diriku yang yang seperti ini. Selama ini aku terkenal sebagai pemberani, dan sudah banyak temen yang berhasil ku training biar jadi seorang pemberani. A da pa dengan diriku?


Ternyata lama-kalamaan tokoh-tokoh mengerikan dalam film/bacaan horor yang selama ini kutekuni telah mapu merubah diriku. Tapi aku bertekad akan kembali menjadi diriku seperti dahulu .

Kak Andrea Hirata...

Wah, Subhanallah. Membaca tetralogi karya Kak Andrea Hirata membuat tambah semangat belajar tapi males kuliahnya se masih terus bersemayam . Karya-karya beliau sungguh menakjubkan, bahasa yang dipilih sungguh gak pernah terpikirkan oleh ku sebelumnya. Tapi, ada tapinya ne... jujur.. yang Maryamah Karpov q gak begitu suka se... Ku kecewa ja akhirnya seperti itu. Kenapa Si Ikalnya begitu tergila-gila ma Si A Ling. Ku kan jadi cemburu ne, he...

Aku selalu takjub dengan orang-orang yang mampu menghasilkan karya di dunia tulis menulis coz aku ngrasain sendiri bagaimana sulit nya menghasilkan karya satra terutama non fiksi (cerpen, novel, dll). tiap kali mencoba ku terus gagal dan kegagalan ini selalu di sebabkan oleh kemalasan ku melanjutkan cerita yang telah ku buat...cape' deh..

Reposisi Kepemimpinan Perempuan Dalam Islam (Bag.6)


Aktivitas Politik Yang Boleh Dan Wajib Bagi Perempuan
Hak dan kewajiban baiat


Dalam hukum Islam, sanya pengangkatan seorang khalifah itu adanya baiat yaitu, pernyataan kaum muslim kepada seorang muslim bahwa mereka rela mengangkat dan taat kepada orang tersebut untuk memimpin mereka memberlakukan hokum-hukum Allah di muka bumi ini. Dalam hal ini Islam memberikan hak da kewajiban untuk melakukan baiat -kepada seorang khalifah- kepada perempuan sebagaimana laki-laki.

Hak memilih dan dipilih menjadi anggota majelis umat

Majelis umat adalah suatu badan Negara Islam (daulah islamiyah) yang terdiri atas wakil-wakil rakyat yang bertugas memberikan nasehat dari umat kepada khalifah. Wakil-wakil rakyat ini mengajukan apa saja yang dibutuhka rakyat dan memberikan saran sebaiknya cara kebutuhan tersebut terpenuhi. Disamping itu, mereka juga harus mengoreksi dan menasehati penguasa apabila cara pemenuhan yang ditatapkan oleh khalifah betentangan dengan apa yang telah ditatpkan Allah dan Rasulnya.

Reposisi Kepemimpinan Perempuan Dalam Islam (Bag.5)


Reposisi Perempuan Dalam Politik Islam

Disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:
"Tidak akan pernah beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan pemerintahannya kepada seorang perempuan".
Islam memandang bahwa perempuan dan laki-laki adalah sama. Allah telah menempatkan peren laki-laki dan perempuan secara adil agar keduanya dapat hidup berdampingan secara harmonis, Karena keduanya diciptakan untuk hidup berdampingan di tengah-tengah masyarakat.

Bahkan Allah telah menciptakan pada keduanya rasa ketergantungan satu sama lain karena kelangsungan hidup generasi berikutnya bergantung pada keberadan keduanya, laki-laki dan perempuan dimuka bumi ini. Rasulullah saw. bersabda yang artinya: sesunggunya kaum wanita saudara kandung (= setara) dengan kaum laki-laki. (hadist riwayat Abu Daud dan Annasa’i).

Reposisi Kepemimpinan Perempuan Dalam Islam (Bag.4)

Keempat, politik dalam perspektif feminisme seolah terbatasi pada aspek kekuasaan dan legislasi saja. Akibatnya, ide pemberdayaan peran politik perempuan pun selalu diarahkan untuk menjadikan kaum perempuan mampu melibatkan diri dan berkiprah seluas-luasnya di wilayah politik formal; seperti di lembaga-lembaga pemerintahan/kekuasaan, lembaga legislasi, partai politik, dan lain-lain. Hal ini sebetulnya terkait dengan logika feministic yang diilhami oleh teori mekanisme kekuasaan mayoritas yang ada dalam logika demokrasi, menurut logika demokrasi, jika mayoritas kekuasaan dan legislasi didominasi oleh kaum perempuan, atau setidaknya imbang, dipastikan perspektif perempuan akan berpengaruh secara signifikan dalam produk-produk keputusan dan kebijakan yang dikeluarkan.
Dengan begitu, perempuan yang selama ini menjadi objek dan bahkan menjadi korban kebijakan yang penentunya didominasi oleh kaum laki-laki akan bisa terlindungi.

Reposisi Kepemimpinan Perempuan Dalam Islam (Bag.2)

Minimnya partisipasi politik dan representasi perempuan dalam penetapan kebijakan dan kekuasaan sering mendapat perhatian yang khusus dibandingkan dengan isu-isu lainnya. Pasalnya, politik yang mereka artikan sebagai setiap kegiatan dimana ada power structure relationship (hubungan kekuasaan secara structural) dan ketidaksetaraan gender antara perempuan dan laki-laki, dianggap merupakan ranah yang sangat strategis karena mencakup semua aspek kehidupan.

Para aktivis perempuan menuding, bahwa selama ini pola interaksi dan interrelasi antara perempuan, laki-laki, dan politik sangat dipengaruhi oleh budaya masyarakat kita yang patriarkis sehingga cenderung menjadikan peran politik perempuan berada pada posisi terpinggirkan dan senantiasa menjadi subordinat bagi peran politik laki-laki, terutama jika sudah masuk di lingkaran kekuasaan dan legislasi. Kondisi inilah yang ditenggarai menjadi penyebab utama langgengnya praktek-praktek penindasan dan diskriminasi structural maupun kultural terhadap perempuan di seluruh aspek kehidupan; baik pada skala kehidupan, masyarakat, maupun Negara. Alasannya, dominasi laki-laki pada wilayah strategis tersebut sekaligus diduga akan menjadi alat legitimasi untuk lebih memarginalisasi dan mengabaikan hak-hak asasi kaum perempuan, termasuk melakukan penindasan dan eksploitasi terhadap mereka.

Reposisi Kepemimpinan Perempuan Dalam Islam (Bag. 1)

Di akui bahwa banyaknya persoalan perempuan memang telah memunculkan simpati yang sangat besar pada sebagian kalangan. Simpati ini kemudian mengkristal menjadi sebuah "kesadaran" untuk memperjuangkan nasib mereka dengan cara-cara atau metode tertentu. Gerakan kesadaran inilah yang kemudian kita kenal dengan istilah "feminisme".

Kalangan feminis percaya bahwa ketimpangan pembagian peran yang selama ini terjadi –dimana perempuan kadung terplot denga peran-peran "non-strategis" atau "non-produktif" (sebutan untuk peran-peran domestic) dan karenanya mereka termarginalisasi, tersubordinasi, dan sebagainya- erat kaitannya dengan persoalan gender yang menurut mereka sebenarnya hanya merupakan produk budaya semata. Dengan kata lain, kalangan feminis yakin bahwa konsep genderlah yang telah menciptakan ‘mitos-mitos peran gender yang merugikan perempuan’ seperti ini, termasuk secara keseluruhan telah memunculkan ketidakadilan sistemik tarhadap perempuan.

Reposisi Kepemimpinan Perempuan Dalam Islam (Bag. 3)

Lepas dari arus baik yang muncul, sesungguhnya memang banyak hal yang bisa kita kritisi dari gagasan feminisme ini.

Pertama, pemikiran yang menjadi akar dari persoalan perempuan adalah ketidakadilan gender yang melembaga secara universal dalam structure masyarakat yang patriarkhis sesungguhnya terbantah oleh kenyataan, bahwa berbagai fakta yang disebut-sebut sebagai persoalan perempuan ternyata juga dialami oleh kaum laki-laki. Bahkan di dunia ketiga yang mayoritas negri kaum muslim, persoalan-persoalan seperti kemiskinan, diskriminasi, kekerasan, kebodohan, malnutrisi dan sebagainya kini menjadi persoalan-persoalan krusial yang dihadapi masyarakat secara keseluruhan sebagi implikasi dari penerapan sistem kapitalisme yang lemah dan rusak; dengan sistem politiknya yang bobrok, sistem ekonominya yang eksploitatif dan diskriminasi, sistem sosialnya yang rapuh, dan sebagainya.

Dengan demikian, berbagai tundingan yang mereka arahkan pada islam, yang sering dianggap sebagai biang ketidakadilan jender, terbukti salah kaprah. Pasalnya secara sistematik, negeri-negeri tersebut seluruhnya tidak menerapkan aturan-aturan islam sebagai sebuah sistem kehidupan yang utuh (kaffah). Justru kapitalismelah yang seharusnya bertanggung jawab atas munculnya berbagai persoalan kehidupan manusia, termasuk didalamnya persoalan perempuan. Alasannya, sistem kapitelisme –yang lahir dari kelemahan akal manusia dan terlanjur berani mengklaim diri mampu mengatur kehidupan-inilah yang saat ini sedang diterapkan. Akar persoalan inilah yang seharusnya dipahami oleh kaum muslim dimanapun.

Bingung.....!!!

Pengen nulis tapi tak tau apa yang bisa ku tulis...
Terlalu rumit hidup ini tuk bisa di gambarkan dengan kata-kata...
Termaksud hidup yang hampir 1/4 abad yang telah ku jalani...
Begitu rumit dan kompleks...
Tak mampu akal ku ini menjangkaunya...
ck..ck..ck.. Subhanallah... ^_^
Terimakasih ya Allah,...
Atas ketidak pernah lelahan-Mu dalam membimbing diri ini...

Template by:

Free Blog Templates